Update:Selasa, 21 Januari 2014
Oleh Unknown
Semestinya Media harus berikan pendidikan politik 2014
Media
dalam perannya sebagai guru harus mulai gencar memberikan pendidikan
politik kepada rakyat menjelang Pemilu 2014, kata Deputi Rektor Bidang
Akademik dan Riset Universitas Paramadina Totok Amin Soefijanto.
Pendidikan
dari aspek politik diperlukan agar masyarakat dapat memilih kandidat
politisi atau calon presiden 2014 yang sesuai harapan, katanya di
Jakarta, Kamis.
"2013
dan 2014 disebut-sebut sebagai tahun politik, sehingga media dapat
mengambil perannya mendidik masyarakat dari aspek politik secara netral,
objektif dan sesuai fakta,"
Pendidikan aspek politik dapat dilakukan dengan cara menjelaskan
bagaimana proses pemilihan seorang calon legislatif atau calon presiden
dan wakil presiden. Selain itu media juga dapat menjelaskan bagaimana
cara memilih kandidat calon legislatif dan calon presiden yang benar.
"Jangan
yang disoroti hanya gajinya saja, fasilitas yang diterima saja. Tetapi
beri pendidikan misalnya bagaimana tugas seorang pemimpin, tugas anggota
legislatif dan lain sebagainya,"
Hanya akan ada satu hingga dua media yang dapat memberitakan secara
netral pada 2014, dengan asumsi para pemilik media menggunakan medianya
sebagai alat untuk mempromosikan diri berkaitan dengan politik.
"Mungkin
hanya satu-dua saja yang independen kalau asumsinya para pemilik ini
menggunakan medianya untuk alat promosi. Tetapi kalau yang terjadi
sebaliknya justru bagus,"
Bahwa
media yang dimiliki seorang politisi tidak lantas dapat dicap sebagai
media yang tidak netral dalam memberikan pemberitaan politik. Semua
menurutnya bergantung pada isi pesan yang dikeluarkan media kepada
masyarakat.
"Media
yang pemiliknya politisi tetap bisa menjadi guru yang baik bagi
masyarakat yang penting pesan yang dikeluarkannya netral, objektif serta
sesuai fakta. Jadi tidak masalah media tersebut dimiliki siapa,"